Senin, 13 Juni 2011

Peranan Jasa Telekomunikasi (TELKOM GROUP) dalam Menunjang Kegiatan LOGISTIK BISNIS & SCM

Oleh : Kanaidi, SE., M.Si

Penyediaan jasa telekomunikasi di Indonesia saat ini sudah mengalami kemajuan yang pesat, khususnya jasa telekomunikasi yang disediakan oleh TELKOM GROUP (yang terdiri dari PT. TELKOM dan beberapa anak perusahaan apiliasinya, seperti TELKOMSEL, Infomedia, PRAMINDO. Finnet, INDO NUSA, dan Metra SIGMA yang menyediakan layanan jasanya dengan spesifikasi masing-masing).
Jasa telekomunikasi yang disediakan TELKOM GROUP tersebut memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
1. Multi Service (Multi Technology)
2. Integratable (Nation Helpdesk 24/7)
3. Customized (National Supported, Competitive Price, dan Service Guaranteed)
4. Cakupan luas (National & International Affiliation)
5. ISO Insurance (TUV CERT : EN ISO 9001-2000)

Keunggulan jasa telekomunikasi yang disediakan oleh TELKOM GROUP tersebut dapat dimanfaatkan sebagai solusi bagi kemajuan Bisnis Kurir, Logistik dan SCM di Indonesia, khususnya Jawa Barat, yaitu sebagai :
A. Solusi Online Office
Dengan menggunakan jasa telekomunikasi TELKOM, Anggota ASPERINDO dapat meningkatkan komunikasi antar cabang, antara pelanggan dengan penyedia jasa kurir dan logistik, atau antar para pelaku bisnis secara online, yaitu dengan pemanfaatan fasilitas PVN Instan atau speedy yang berkecepatan tinggi (saat ini sudah sampai 3 Mbps downlink) dan Internet Hotspot.

B. Solusi Call/Contact Center
Dengan memanfaatkan jasa TELKOM, memungkinkan Anggota ASPERINDO untuk:
• Menyediakan cukup satu nomor yang perlu diingat oleh pelanggannya (TELKOMFree Call).
• Memasangkan identitas perusahaan di fasilitas komunikasi, yaitu melalui nomor-nomor khusus (TELKOM Unicall).
• Adanya split-charging guna membagi beban telepon antara pemanggil dengan perusahaan kurir/logistik (TELKOMSplit-charging). Pembagian biaya komunikasi dan koneksitas dimaksud ditetapkan TELKOM secara kompetitif dan dengan perhitungan yang cermat.
• Perusahaan serasa begitu dekat dengan pelanggan, dimana Petugas Contact Center lah (dengan keramahan dan kemahirannya di bidang bisnis kurir/logistik) yang akan melayani pertanyaan/claim pelanggan dan menghubungi kantor transit atau tujuan kiriman, serta menyampaikan solusinya kepada pelanggan bisnis kurir dan logistik.

C. Solusi Efficiency & Effective Communication
Dengan memanfaatkan jasa TELKOM, memungkinkan Anggota ASPERINDO untuk melakukan efisiensi komunikasi antar karyawan corporate yang terdaftar menggunakan Flexy Triple-C (Classy Corporate CUG) secara paket.

D. Solusi Application
Dengan memanfaatkan jasa TELKOM, memungkinkan Anggota ASPERINDO untuk melakukan : e-Portal, e-Payment, e-Logistic, e-Procerument, Auction, dan lain-lain.
Seperti; layanan paperless, online reservation, pengawasan/pelaporan agen, dll.

Keunggulan dan kemanfaatan jasa TELKOM tersebut dipaparkan secara gamlang dan humoris oleh Bayu Aji Wijaya (TELKOM Enterprise Regional III Jabar Banten) dalam Seminar Sehari ASPERINDO di Gedung Wahana Bhakti Pos Jln. Banda 30 Bandung pada hari Sabtu, 25 Juli 2009 kemaren.
Paparan tersebut mendapat perhatian yang penuh dari para peserta seminar dan diakhiri dengan diskusi serta pembagian hadiah dari TELKOM GROUP kepada para penanya terbaik.

Dari paparan dan seminar tersebut, tinggal terpulang kepada ASPERINDO dan para Anggotanya, apakah layanan jasa yang sudah disediakan TELKOM dengan sedemikian canggih itu akan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk peningkatan kualitas pelayanan dalam era globalisasi ini?. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Joko Susilo yang menyatakan “Now Action & Stop Dreaming”.

Artikel  dikompilasi oleh/hubungi :
Kanaidi, SE., M.Si (Penulis, Peneliti, PeBisnis, Trainer dan Dosen Marketing Management). e-mail ke : kana_ati@yahoo.com atau kanaidi@poltekpos.ac.id
-----------------------------------------------------
Butuh Jurnal/Artikel Lainnya?,
click di :

Jumat, 10 Juni 2011

A Model of Marketing Oriented Corporate Culture Influence on Information Technology Adoption

by : Kofi Poku & Richard Vlosky
Working Paper #63 December 2, 2003
Abstract
In 2002, we developed a model to investigate the influence of corporate orientation (marketing orientation) on Internet adoption effectiveness. Five constructs for independent variables and one construct for marketing orientation, the moderating variable, were developed. Hypotheses, stated as independent variables, “will be positive for high marketing orientation and negative for low marketing orientation” are suggested to result in stronger correlations and steeper regression slopes with a higher marketing orientation. The overarching proposition is that a strong marketing orientation has a positive effect effectiveness of Information Technology adoption.
 
Corporate Culture
For many years, scholars in organizational behavior have attempted to demonstrate the link between an organization’s culture and its performance. It has been argued that the success of an organization’s strategy depends, to a significant extent, on the culture of the organization (Yip 1995).
One common thread that greatly affects many of the organizational aspects that enhance performance and increase productivity is the widely shared and strongly held values that underlie and define an organization’s culture. Desphandé and Webster (1989) reviewed several studies and defined organizational (or corporate) culture as “the pattern of shared values and beliefs that help individuals understand organizational functioning and thus provide them with the norms for behavior in the organization”. Schneider and Rentsch (1988) describe culture as “why things happen the way they do”, and organizational climate as “what happens around here”. Cultures can be determined by the values, assumptions and interpretations of organization members (Hales 1998). These factors can be organized by a common set of dimensions on both psychological and organizational levels to derive a model of culture types to describe organizations (Cameron and Freeman 1991). Corporate culture is an important predictor of organizational capabilities and outcomes such as customer orientation (Desphandé et al. 1993) and new product development (Moorman 1995).
Harrison (1975) reported four types of cultural orientations of employees as derived from . . . . . . (baca_selengkapnya )

There has been a growing appreciation that for firms with a substantial investment in manufacturing capabilities, profitability and competitive advantage could be better achieved through satisfactory integration of manufacturing and marketing activities (Blois 1980). However, the need to develop such an orientation becomes clearly evident only when certain types of information are available in order to enhance effective and prompt response.
IT benefits are commonly based on enhanced decision-making or improved business performance. The use of information in decision-making involves integrating information sources and selecting among alternative strategies (Bettman et al. 1990), whereas information use in decision implementation concerns how decisions should be carried out (Nutt 1986). Information use in evaluation, on the other hand, refers to the determination of positive and negative performance outcomes and the reasons for the outcomes (Zaltman and Moorman 1989).
The development of IT comes with a significant risk of whether the end-users will actually use it or not. To ensure continued use, external variables (such as . . . . . (baca_selengkapnya )

Artikel lengkap dikompilasi oleh/hubungi :
Kanaidi, SE., M.Si (Penulis, Peneliti, PeBisnis, Trainer dan Dosen Marketing Management). e-mail ke : kana_ati@yahoo.com atau kanaidi@poltekpos.ac.id
-------------------------------
Butuh Artikel/Jurnal Lainnya ?, click di :